Blogger Widgets

Kamis, 03 Oktober 2013

The Real Story of My Life

Sahabat Sejati

Saya bernama Anniza dan saya mempunyai teman yang bernama Rizka. Saya dan dia sudah berteman sejak 1 SD sampai sekarang. Menurutku, Rizka adalah orang yang baik, bisa diajak senang dan sedih bersamaku dan bagiku dia adalah sahabat sejatiku karena dalam keadaan apapun dia selalu ada untukku dan menjadi penghiburku. Dari awal saya kenal dia sampai sekarang dia tetap Rizka yang saya kenal dahulu. Saya akan menceritakan tentang masa-masa saya masih bersama dia.
Saat saya dan dia masih SD, kami selalu pulang sekolah bareng dan bermain bersama bahkan belajarpun bersama. Saat itu, saya kelas 6 SD dan Rizka kelas 1 SMP. Setelah pulang sekolah, kita bermain bersama dan Rizka bertanya padaku “Nis, kamu mau melanjutkan sekolah dimana? Apa kamu tetap disini atau pulang?” saya menjawab “Aku mau melanjutkan sekolah dirumahku jadi aku akan pulang. Ku fikir-fikir sudah lama aku tidak pulang kerumah”. “Jika kamu melanjutkan sekolah disana apa kita akan tetap bersama-sama seperti ini?” ucapnya. Mendengar ucapan Rizka saya seperti merasakan sesuatu yang tidak ingin terjadi yaitu tidak bersama-sama dengannya lagi bagiku itu adalah mimpi buruk karena selama 6 tahun saya selalu bersamanya. “Jujur saja aku tidak ingin jauh darimu karena hanya kaulah sahabat terbaikku.” Kataku dalam hati. Lalu saya pulang kerumah tanteku yang kebetulan berdekatan dengan rumah Rizka.
Beberapa bulan kemudian..........
Saat saya lulus SD saya bertemu dengan Rizka dirumah. “Hai, Rizka.” ucapku. “Hai juga nis, bagaimana apakah kamu lulus?” balasnya.  Dengan gembira saya menjawab “Iya aku lulus dengan nilai yang lumayan bagus.”  Rizka tersenyum dan menjawab “Selamat ya nis.” Tiba-tiba saja Rizka menyadari kalau saya merasa gelisah. “Loh nis kamu kenapa? Sepertinya kamu terlihat sedang sedih” katanya. “Aku tidak apa-apa.” Rizka menjawab “Apa ada masalah? Ceritalah padaku.” Lama sekali saya terdiam didepannya lalu saya menjawab “Aku hanya sedih karena setelah ini aku akan pulang dan itu tandanya kita akan jarang bertemu, jarang bermain, dan jarang bersama-sama lagi.” Rizka tersenyum “Tenang lah, kita masih bisa berkomunikasikan?” jawabnya. Saya tersenyum dan kita bermain bersama.
Setelah bermain semua barang-barangku yang ada dirumah tante dirapikan dan dimasukkan kedalam mobil saat itulah terakhir kalinya saya bermain dengannya dan bertemu dengannya. Sungguh berat meninggalkan sahabatku itu.
Beberapa tahun kemudian.......
Saya masih berkomunikasi dengan Rizka sampai saat ini. Kami berkomunikasi melalui sms atau facebook. Semenjak handphonenya rusak, saya sudah jarang berkomunikasi dan mengetahui kabarnya. Sebenarnya hati ini sangat merindukan sosok sahabat yang selalu ada untukku. Saya benar-benar sangat merindukan Rizka dan rindu bermain bersamanya lagi. Seandainya waktu bisa berputar saya akan memanfaatkan waktu itu dimana saya masih bersamanya.
Entah kapan saya akan bertemu kembali dengannya. Saya selalu berharap bisa bertemu dengannya lagi dan bermain bersamanya. Hanya dialah sahabat sejatiku. Saya merindukanmu sahabat,  saya akan sabar menunggu waktu dimana kita bisa bersama-sama lagi. Tuhan hanya satu pintaku aku mohon pertemukan aku kembali dengannya dalam keadaan sehat.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar